Kompas.com - Rasanya tidak ada orang yang ingin
sakit. Bukan hanya waktu produktif yang tersita namun persiapan dana pun
menjadi hal yang signifikan dalam menghadapinya. Mahalnya biaya
perawatan kesehatan, belum lagi jika membutuhkan tindakan medis serius
bisa membuat seseorang jatuh miskin. Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa
tangga.
Th.Wiryawan, chief marketing officer Asuransi Cigna
mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir ini biaya untuk rawat inap di
rumah sakit naik 10 kali lipat. "Hal ini dikarenakan demand terhadap
layanan kesehatan tinggi tetapi penyediaannya kurang sehingga berdampak
pada biaya yang mahal," katanya dalam acara peluncuran Cigna HospitaLife
di Jakarta (2/9/11).
Ia menambahkan, rasio jumlah tempat tidur
di rumah sakit untuk penduduk Indonesia idealnya adalah 1:500, namun
kenyataannya sekarang adalah 1:1047. Demikian halnya dengan jumlah rumah
sakit yang masih terbatas.
"Dalam 5 tahun terakhir jumlah rumah
sakit ada 1.320 yang 50 persennya berada di Pulau Jawa dan lebih dari
30 persen adalah rumah sakit swasta. Makanya biayanya jadi sangat
mahal," katanya memberi ilustrasi.
Mengingat pemerintah belum
memiliki sistem jaminan asuransi kesehatan yang mencakup semua penduduk,
maka membeli jasa asuransi kesehatan adalah sebuah persiapan diri yang
bijaksana.
Namun tak bisa dipungkiri sebagian besar masyarakat
masih mengganggap membayar asuransi kesehatan sama halnya dengan
membuang uang. Padahal penyakit bisa datang kapan saja walau kita merasa
cukup percaya diri selalu sehat.
Menurut Tejasari, perencana
keuangan dari Tatadana Consulting bila kita tidak memiliki dana darurat
maka biaya perawatan di rumah sakit bisa mengganggu keuangan keluarga,
apalagi jika sampai berhutang atau menjual aset kekayaan.
"Biaya di rumah sakit bukan hanya kamarnya, tapi juga obat-obatan, jasa dokter, serta berbagai tindakan," katanya.
Padahal menurut Teja, jika dibandingkan dengan uang yang kita bayarkan
untuk asuransi, keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar. "Misalkan
saja kita membayar premi sejuta setahun, tetapi saat sakit biayanya bisa
di atas lima juta. Manfaatnya berlipat-lipat," katanya.
Ia
menambahkan, idealnya adalah kita membeli asuransi kesehatan murni
tetapi bila tak ingin merasa "rugi" karena sudah mengeluarkan premi tapi
tidak sakit, kita bisa memilih asuransi kesehatan dan investasi atau
dikenal dengan unit link meski preminya jadi sedikit lebih mahal.
"Kalau tidak mau ambil asuransi, kita harus menyiapkan dana yang
disisihkan dari penghasilan. Besarnya sesuai biaya perkiraan di rumah
sakit. Misalnya kalau dalam satu keluarga ada empat orang dan biaya
rawat inap asumsinya 10 juta, maka kita harus mengumpulkan uang 40
juta," paparnya.
Padahal, selain biaya untuk kesehatan kita juga
harus menyiapkan dana pendidikan untuk yang sudah memiliki anak, serta
dana darurat lainnya.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2011/08/03/13381158/Jangan.Sampai.Miskin.karena.Sakit
Thursday, September 26, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment